Vigili Paskah dalam keheningan

Tahun ini, dua ribu dua puluh jadi tahun paling berbeda dan banyak drama. Belum juga menjalani setengahnya sudah banyak duka, penuh kesedihan dan kekhawatiran.

Paskah tahun ini pun menjadi sangat berbeda, sejak akhir Maret lalu rumah ibadah menjadi sepi seperti tanpa penghuni. Namun bukan berarti tidak ada yang berdoa, semua orang tinggal di dalam rumah berdoa bersama keluarga berharap keadaan segera membaik. Semua demi kebaikan bersama, demi segera mengakhiri penyebaran covid-19 yang membuat resah semua umat di seluruh dunia.

Malam itu adalah malam paskah, misa terfavoritku. Sayangnya aku tidak bisa langsung menyaksikan upacara cahaya, sedih tidak langsung mendapatkan api dari lilin paskah yang besar dan megah itu. Kami merayakan paskah dengan streaming youtube Katedral Banjarmasin dari rumah, lengkap dengan meja kecil yang diletakan salib kecil, lilin dan bunga uang dirangkai mama tadi sore.

Walaupun awalnya bersedih hati dan tidak bersemangat, entah kenapa hatiku tetap syahdu walaupun hanya melihat Bapak Uskup membawakan misa pada layar laptop. Malam itu, kami masih bisa bernyanyi pujian paskah, mendengarkan bacaan-bacaan khas malam paskah yang panjang dan banyak. Kami sekelurga tetap bernyanyi dengan penuh sukacita, iya kami semua, semuanya, aku merasa seluruh rumah dipenuhi suara nyanyian kami, kudengar suara kami saat itu cukup merdu :)

Walaupun tanpa lagu latin kesukaanku, tapi aku tetap merasakan malam paskah tahun ini sama seperti biasanya di gereja, sukacita tetap ada dan damai menghangatkan hatiku.

Selesai Vigili Paskah, suasana menyambut paskah pun masih sama dalam keluarga, kebiasaan kami pun masih sama. Kami makan tengah malam setelah misa, setelah berpuasa dan pantang 40 hari, makan sepuasnya malam itu, daging adalah menu utama.
Walaupun gereja sunyi senyap tapi pujian dan syukur kepada Tuhan tidak berhenti, untaian doa terus keluar dari mulut anak manusia dimana pun berada, justru dalam kondisi seperti ini iman akan menguatkan diri, pilihan tergantung masing-masing pribadi: Apakah akan terus mengutuki keadaan  serta saling menyalahkan atau tetap yakin serta percaya dengan kuasa dan cinta kasih Tuhan

Jangan takut, damai bagimu



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serunya masuk dalam novel Laskar Pelangi di Belitung Timur

Budget Liburan ke Bangkok, Thailand

Parasit pada Ikan yang Mirip tapi Tidak Kembar (Zoothamnium, Epistylis dan Vorticella)