Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Upacara memberi makan Arwah Leluhur di Danau Kelimutu

Gambar
Dengan perjalanan super santai sambil sesekali mampir untuk sekedar mengambil foto akhirnya kira-kira 20 menit kami tiba di gerbang utama Gunung Kelimutu. Rupanya rombongan bupati belum datang jadi acara adat belum dimulai, kami kemudian tidak langsung naik karena melihat banyak orang yang menunggu di warung sebelum gerbang. Sedang asik berfoto dengan latar gunung berkabut, mama pemilik warung datang menawarkan Lawo (pakaian adat Ende Lio, yaitu sarung tenun  untuk perempuan) digunakan saat acara adat, katanya kalau tidak menggunakan lawo tidak boleh sembarangan ikut acara adat, demi menghormati acara adat Ende Lio, kami pun menyewa dengan harga diskon (setelah berpikir panjang dan menguping bule menawar, hehe). Kata mama, mereka kemarin memotong babi dan sapi, nanti kalau acara makan kalian ikut saja kalau menggunakan Lawo boleh ikut makan, tidak apa-apa. Aku dan Fina kemudian saling melempar senyum, hahaha Bosan berlama-lama menunggu dan bingung dengan adanya motor yang keluar d

Overland Adonara ke Ende

Pertualangan baru di Pulau Flores dimulai saat kami akan melakukan perjalanan darat dari Flores Timur ke Flores Tengah, aku sudah membayangkan perjalanan menyenangkan dengan angkutan umum, berbaur bersama warga, udah berada kayak warga lokal yang sudah tinggal lama, wah pasti seru. Berhubung angkot menuju pelabuhan pagi-pagi sekali karena mengejar kapal maka kami sudah bangun subuh waktu itu, di Flores pukul 05.30 wita sudah terang jadi kalau bangun pukul 07.00 wita kek kesiangan aja gitu. Pukul 07.20 kami dijemput angkot, kali ini kami menuju Pelabuhan Waiwerang, Waiwerang sendiri adalah salah satu Kelurahan di Adonara dan sekaligus kota terbesar disana. Sekitar 40 menit kemudian kami tiba di pelabuhan, kebetulan sekali kapal belum berangkat jadi kami bergegas masuk kapal, kapal akan membawa kami sekitar 2 jam berlayar di lautan menuju Pelabuhan Larantuka tapi tenang tidak akan bosan kok, pemandangan lautan biru dengan gunung di pulau-pulau sekitar akan mengusir suntukmu dalam pe

Jangan minta oleh-oleh, itu berat

Halo para tukang jalan, pernah gak sih kalian pergi traveling terus dititipin oleh-oleh sama temen maupun keluarga? Gimana perasaannya? Kalau aku sih campur aduk, bingung – sebel – bete, bingung antara menghemat biaya makan atau biaya transportasi untuk budget oleh-oleh, sebel kalau titipannya banyak, bete karena harus ngatur ulang itinenary buat nyari oleh-oleh. Terus penah gak sih dibilang gini “Jalan-jalan bisa, tapi bilang gak ada uang beli oleh-oleh” duh aku sih pengen banget teriak di telinganya, nganaaa pikir jalan-jalan gak pake uang heh! Pake daun? Baiklah, bila kalian pernah mengalami adegan seperti di atas maka kita sama, senasib! Sebagai tukang jalan minim budget alias tukang jalan kere alias lebih bekennya disebut budget traveler, aku paling sebel dititipin oleh-oleh baik itu yang nitip uang atau gak tau malu minta doang. Sebenernya udah banyak tulisan mengenai ini, tapi aku mau menuangkannya dengan bahasaku. Lewat tulisan ini sebenernya mau ngasih tau perjuangan

Meraba Prosesi Semana Santa di Larantuka

Gambar
Sebelum aku terbang ke Flores, aku sempat googling tempat-tempat kece di Larantuka. Ketika kuketik “Wisata di Larantuka” lalu muncul pencarian wisata religi. Wah ternyata Larantuka dijuluki sebagai Vatikan-nya Indonesia karena perayaan saat menyambut Paskah disana menjadi tradisi turun menurun yang selalu dipenuhi oleh peziarah. Aku punya kesempatan singkat untuk berkeliling di kota kecil di bawah kaki Gunung Ile Mandiri tersebut sebelum meninggalkan Flores Timur, tepat hari terakhir sebelum terbang ke Kupang. Larantuka merupakan peninggalan Kerajaan Katolik yang dipengaruhi oleh portugis,  kita dapat sangat mudah menemukan kapela – kapela bergaya portugis di pinggir jalan utama dengan jarak antar kapela tidak terlalu jauh, lalu ada juga taman doa di pinggir laut dengan perhentian jalan salib maupun Gua Maria di tengah kota serta berbagai tempat berdoa lainnya. Kapela Tuan Ana salah satu tempat prosesi Semana Santa Aku menyusuri jejak perarakan Semana Santa di Larantuka

Budget pesiar ke Flores

Yuhuuu, Indonesia bukan hanya Bali saja loh, ada banyak bahkan sangat banyak pulau kece tersebar di seluruh Indonesia salah satunya Pulau Flores, pulau ini menawarkan pantai-pantai cantik yang berwarna – warni, serta kampung adat yang sangat unik. Bulan lalu dalam rangka menepati janji aku mendarat disana, sangat menyenangkan sekali berada di salah satu pulau di Indonesia Timur tersebut. Supaya kalian – kalian yang membaca tertular bepesiar ke Flores, sini aku kasih contekan budgetnya. Perjalanan dihitung dari Banjarbaru, Kalimantan Selatan, langsung aja disimak yak. Total pengeluaran pesiar di Pulau Flores adalah IDR 6.049.690 pada periode perjalanan Agustus 2018 selama 10 hari 9 malam, supaya memudahkan temen-temen dalam mengatur keuangan berikut detilnya kalau sesuai dengan kantong yuk mari jangan ditunda, booking tiket pesawat sekarang juga, kalau ada pertanyaan mengenai jalan di Flores dengan senang hati akan dijawab sepengetahuanku silakan hubungi via DM ig atau email ya, se

Demi kamu, aku kembali ke Pulau Flores

Gambar
Jangan pake baper, cerita kali ini tidak se-romantis judulnya kok, haha Seharusnya November lalu sebelum ke Labuan Bajo, aku mampir dulu ke rumah sahabatku di Pulau Adonara kemudian barengan ikut overland trip dari Ende ke Labuan Bajo tapi karena saat itu dia baru masuk bekerja maka tidak memungkinkan mengambil cuti panjang, dan saat itu penerbanganku dari Banjarmasin ke Ende dibatalkan karena Bandara Denpasar ditutup sementara sebab erupsi Gunung Agung (kalau ingat ini serius jadi syediihh, hiks).  Nah Agustus lalu aku menepati janji yang tertunda (kata papahku, janji adalah hutang jadi mesti dilunasi) dengan menempuh perjalanan darat dan udara yang panjang ke Pulau Flores. Iya, demi menepati janji yang tertunda aku kembali menginjak Pulau Flores, cihuuuyyy Berhubung kali ini aku bercita-cita menginjak Pulau Flores dari timur ke barat, maka aku harus pintar memangkas pengeluaran (maklum yah, kita tukang jalan pas-pasan :D). Demi irit, aku pun memasak sesubuhan demi bekal makan siang

Berburu pantai di Adonara

Gambar
Siapa yang tidak kenal dengan Pulau Flores? Kalau dengar kata Flores pasti langsung ingat dengan Labuan Bajo dan kopi Bajawa. Padahal Flores itu amat luas dan Flores Timur tidak kalah cantik loh. Perjalananku menepati janji membawaku ke Pulau Adonara, salah satu pulau di wilayah Kabupaten Flores Timur, sekitar 15 menit dari Pelabuhan Larantuka menuju Pelabuhan Tobilota dengan kapal motor. Pulau ini memang belum popular di kalangan para wisatawan, tapi justru itulah berita bagusnya, kita akan disuguhi tempat-tempat kece yang belum terjamah banyak orang, wah tidak perlu rebutan tempat, tempat foto, haha Perjalanan dengan kapal motor menuju Pulau Adonara sungguh menyenangkan, aku teringat saat di Labuan Bajo, laut biru yang luas dengan dihiasi pulau dan gunung, ah sungguh menyegarkan, lelahku langsung rontok. Pulau Adonara ini adalah salah satu wilayah Flores yang memiliki pantai kece, sepanjang jalan dari pelabuhan ke rumah mataku dimanjakan dengan pantai cantik dengan laut biru, wa

Bangkok: Wat Pho dan Wat Arun

Gambar
Tanpa pikir panjang, plus matahari semakin tinggi. Kami lanjut menuju Wat Pho, tapi tidak satu pun petunjuk jalan terlihat untuk menuntun kami lalu kami putuskan bertanya kepada polisi wisata yang berjaga, ternyata kami salah arah, cuss langsung balik arah. Setelah sekitar 15 menit berjalan mengelilingi tembok pembatas istana yang kokoh serta menyusuri trotoar yang bersih, akhirnya tiba juga di Kuil Buddha tertua di Bangkok itu. Untungnya antrian tidak mengular, tiket yang kita beli sudah include air mineral dingin duh senangnya dapat gratisan, hehe. Jendela yang megah di komplek Wat Pho Kuil ini buka dari pukul 08.00 sampai 18.30, fuiih syukurlah masih panjang jadi kami masih ada waktu berkeliling. Meninggalkan loket, kita akan disambut dengan kuil kecil dan beberapa wisatawan akan berhenti untuk berdoa, sstttt jalan pelan-pelan ya saat lewat agar tidak mengganggu. Setelah melewati kuil, pada sisi sebelah kanan kita akan melihat bangunan yang paling tersohor di tempat ini