Postingan

Flashback : buang STNK di Belitung

Gambar
Masa pandemi covid-19 membuat gabut, banyak rencana tertunda dan jadwal jalan-jalan yang disusun dengan penuh harapan menjadi buyar. Aku salah satu yang memilih di rumah saja selama tidak penting-penting amat untuk keluar, bosan? Janganlah ditanya, ya pasti suangaattt! Nah caraku mengusir stress selama karantina masa pandemi adalah mengingat cerita perjalanan, tidak jarang aku membuka kumpulan foto di notebook dan menguploadnya di cerita instagram. Malam ini aku tetiba teringat cerita kocak tapi serem hiiyyy. Aku mengontak salah satu teman jalanku waktu itu, lalu mengajaknya mengingat kejadian sekitar dua tahun lalu. Aku yakin temanku mengetik sambil memutar memorinya sambil tertawa, iya emang agak lucu sih kalau diingat lagi. Seingatku hari mulai sore saat kami memutuskan pulang setelah berkeliling berburu di Belitung Timur, seperti biasanya mengikuti arahan google map adalah jalan ninja kami. Sesuai petunjuk google map, jalan menuju bandara lebih dekat ketimbang kembali mengikuti j

Tukang foto amatir di Pantai Tanjung Aan

Gambar
Pertama kali mengunjungi pulau baru, tentu saja pasti harus kudu wajib ke tempat wisata hitsnya, salah satu tempat hits di Lombok ya Pantai Tanjung Aan. Pantai dengan pasir mericanya ini cukup luas dengan air laut bergradasi cantik, sekitarnya banyak karang dan bukit sekilas berasa ada di Labuan Bajo, hehe. Dekat bibir pantai ada bukit yang tidak terlalu tinggi dan bisa dinaiki dengan meniti anak tangga, tempat itu memang lokasi favorit tempat jeprat-jepret soalnya banyak manusia dengan berbagai gaya siap dijepret! Selang lima menit aku dan tante bergantian berpose, kami dihampiri seorang anak mungkin seumur anak sekolah dasar kelas 6 atau awal sekolah menengah pertama. Dia menawarkan jasa foto dengan bayaran suka rela dan dengan meyakinkan bahwa hasilnya akan bagus dengan jumlah foto tidak terbatas. Tanteku pun memberi isyarat dengan kepalanya untuk menyerahkan handphone -ku ke anak tersebut. Layaknya tukang foto profesional, si anak mengarahkan gaya dan lokasi foto yang men

Vigili Paskah dalam keheningan

Gambar
Tahun ini, dua ribu dua puluh jadi tahun paling berbeda dan banyak drama. Belum juga menjalani setengahnya sudah banyak duka, penuh kesedihan dan kekhawatiran. Paskah tahun ini pun menjadi sangat berbeda, sejak akhir Maret lalu rumah ibadah menjadi sepi seperti tanpa penghuni. Namun bukan berarti tidak ada yang berdoa, semua orang tinggal di dalam rumah berdoa bersama keluarga berharap keadaan segera membaik. Semua demi kebaikan bersama, demi segera mengakhiri penyebaran covid-19 yang membuat resah semua umat di seluruh dunia. Malam itu adalah malam paskah, misa terfavoritku. Sayangnya aku tidak bisa langsung menyaksikan upacara cahaya, sedih tidak langsung mendapatkan api dari lilin paskah yang besar dan megah itu. Kami merayakan paskah dengan streaming youtube Katedral Banjarmasin dari rumah, lengkap dengan meja kecil yang diletakan salib kecil, lilin dan bunga uang dirangkai mama tadi sore. Walaupun awalnya bersedih hati dan tidak bersemangat, entah kenapa hatiku tetap syahdu wal

Kecewa terobati oleh Gili Kedis

Gambar
Malamnya di Mataram, kami disamperin oleh istri sepupu yang kebetulan memang menetap di Lombok. Banyak sekali cerita tentang keindahan Lombok yang membuat mata kami (aku) berbinar-binar penuh kekaguman. Kakak pun bercerita tentang pulau yang belum banyak dikunjungi tapi tidak kalah cantik dari Gili Trawangan, letaknya ada di Lombok Barat. Aku dan tante pun langsung bilang “ Baik kami akan kembali demi pulau itu ” Kami mengambil perjalanan seharian penuh dengan menyewa mobil sekaligus pengemudinya, bapaknya amat baik dan sudah sering membawa wisatawan berkeliling Lombok jadi punya banyak bercerita dan sudah sangat hapal jalan. Saat perjalanan menuju Kuta Mandalika, aku nyeletuk “ Pak, gili disini banyak ya? ” Si bapak menjawab dengan penuh semangat “ Oh iya, ada banyak gili sebenarnya di Lombok ini. Gili yang lain agak sepi sih karena memang kalah tenar dari Gili Trawangan, tapi kalau ke sana lebih seru karena berasa seperti pulau pribadi ” “ Wah, sayang sekali hari ini pulang, seharus

Budget ke Lombok via Bali

Gambar
Akhirnya setelah sekian lama, aku pun punya kesempatan melancong lagi, haha. Bergejolaklah dalam benak “tahun ini harus menginjak pulau baru”, lalu terlintas mau ke Lombok tetapi setelah melihat harga tiketnya, akupun menutup mata dan langsung keluar dari aplikasi pembelian tiket. Nampaknya Tuhan agak iba dengan karyawati yang minim budget ingin berholidei ria, tanpa undangan kebetulan sekali kakak sepupu ingin pergi ke Bali mengunjungi tante, aku awalnya tidak berminat ikut karena sedang patah hati tidak bisa ke Lombok terkendala cuan, eh seolah tante bisa membaca pikiranku yang galau, beliau mengajak menyeberang ke Lombok dari Bali. Bah, semacam dapat angin dari surga, akupun langsung semangat dan ingin segera bulan Januari, hahahaha Baiklah cukup paragraf pembuka yang tidak terlalu penting tersebut, wkwkkwk. Marilah kita mulai dengan khusyuk menyimak pengeluaran tukang jalan minim cuan kali ini. Seluruh biaya pengeluaran ini yang berlaku pada Januari 2020 maka mungkin bebe

Kecewa keliling gili

Gambar
Berhubung kami tiba agak siang maka kami mengikuti jadwal regular untuk berkeliling tiga gili, panas sih tapi jiwa petualangku menggebu-ngebu (halah, haha) jadilah kami memilih paket snorkeling yang umum (semacam paket on the spot gitu), harganya cukup terjangkau untuk tukang jalan kurang duit seperti beta ini, hehe. Jadi tempat kami mendaftar tadi berkerjasama dengan kru kapal lalu bergabung dengan tamu tempat lain kalau sudah terkumpul semua baru jalan. Kapal diisi sekitar 20an orang dari berbagai kota dan negara. Sebelum berangkat kaptennya bertanya dengan suara setengah berteriak “ Halo, Indonesia Raya mana ”, kami pun sebagai WNI mengacungkan tangan, wah kira-kira 50% WNI ada dalam boat. Gili Meno dan Gili Air cukup dekat, dari Gili Trawangan saja sudah nampak pulaunya. Spot pertama kami pergi ke Gili Meno tapi hanya snorkeling karena sudah siang jadi tidak turun di Gili Meno. Aku kalau sudah ketemu laut, warbiasayaak amat sangat girang, tidak sabar melihat terumbu karang dan

Bangun subuh, demi melali ke Pulau Seribu Masjid

Gambar
Perjalanan kali ini diluar kebiasaanku, demi mengejar kapal menuju Gili Trawangan, aku rela bangun pukul 04.00 wita, kalau hari kerja walaupun perintah atasan pasti selalu kesiangan walaupun sudah menggunakan alarm tapi kemarin aku bangun duluan dari alarm. Pukul 05.30 wita, kami berangkat dari Kuta menuju Pelabuhan Padang Bai, aku sangat riang gembira karena akan mengunjungi pulau baru. Sekitar kurang dari dua jam kami tiba di pelabuhan, ternyata fastboat berangkat pukul 10.00 wita, kami pun kepagian datang ke pelabuhan, warung-warung makan pun masih banyak yang tutup. Memandang gagahnya Gunung Agung sepanjang perjalanan ke Lombok Setelah mengarungi laut sekitar kurang lebih dua jam, akhirnya tiba juga di Gili Trawangan. Pulau terbesar dari ketiga pulau yang terletak di sebelah barat laut Lombok. Kami pergi secara mandiri maksudnya tidak menggunakan trip organizer , tiba di pulau banyak warga yang menawarkan hotel, sewa sepeda, dan jasa keliling tiga gili tinggal pilih ma