Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Segarnya Sambal Colo-Colo

Gambar
Sejak perjalanan menuju Suriyan, aku terbayang-bayang kue rambut yang renyah, seingatku terakhir lidahku bersua dengan kue itu saat masih SD dulu, sudah sangat lama makanya lidahku rindu, haha. Hari ini aku ikut memenuhi undangan rekan KOMKA Suriyan, katanya ada pesta paskah KOMKA Suriyan, otakku langsung teringat akan renyahnya kue rambut, ah tidak sabar ingin segera ke Suriyan. Seperti yang kujelaskan di tulisanku yang sebelumnya, Suriyan merupakan Desa Trans Flores, nah biasanya dulu kalau pesta makanan khasnya ya kue rambut. Setiba di Suriyan, aku celingak-celinguk gak jelas mencari penampakan kue rambut, kutanya salah satu panitia, rupanya kue rambut tidak ada malam ini. Wah, sontak saja aku jadi sedikit kecewa. Dalam keadaan kecewa tersebut, tiba-tiba saja panitia mempersilakan kami duduk lesehan di bawah, mau apa pikirku, kemudian daun-daun pisang segar dihamparkan di hadapan kami. Selanjutnya ubi rebus, pisang rebus dan jagung rebus tersaji di depanku, awalnya biasa saja t

Gunung Riut: the last with Fr. Hendrik

Gambar
Berawal dari salah dengar, sependengaran kami jadwal tourney frater hari minggu jam 16.00 wita tetapi rupanya pendengaran kami bermasalah saat itu, tourney sudah dilakukan pada Sabtu kemarin. Rencana kunjungan pun jadi gagal tapi mencoba bernego dengan waktu kami berusaha menghubungi frater dan bermaksud membuntuti frater, sialnya handphone frater sedang tidak aktif, kami putuskan kirim sms saja berharap pesan singkat tersebut bisa sukses terkirim ke handphone frater. Taraaaa pukul 13.00 wita sms mendarat di handphone kawanku “Gunung Riut jam 3 sore, terlambat ditinggal”, kulirik jam di handphoneku kami hanya punya waktu 2 jam. Aku buru-buru mengetik keypad handphoneku lalu mengirimnya ke seluruh anggota komka, berharap mereka bisa ikut bergabung di kunjungan dadakan ini. Saat itu posisi kami masih di gereja, baru selesai misa Minggu Palma, tanpa banyak kata kami berlari ke garasi, menemui mobil kebanggaan kami, mobil kandang itu biasanya kami memanggilnya. Mobil kandang dilarikan ke

Hayup; Pedesaan di tengah perkebunan sawit

Gambar
Mis-communication memang bukan hal yang baik. Hari itu aku masih santai-santai saja karena info yang kudapat Romo akan berangkat pukul 18.00 wita. Agenda kunjungan kali ini adalah Hayup, ya aku baru pertama kali mendengar tempat itu. Setibanya di gereja pukul 17.50 wita, sejauh mata memandang tak ada satu pun orang, telingaku pun tidak menangkap suara siapa pun, singkatnya di sana sangat sepi. Rupanya kami tertinggal, Romo sudah berangkat pukul 17.00 wita karena tidak mau menyia-nyiakan kesempatan dan pulang ke rumah tanpa cerita, kami pun memutar otak untuk bisa tetap pergi. Setelah banyak berdebat akhirnya kami pun berangkat pukul 18.30 wita, kawan-kawan di seberang telepon sudah sangat berisik karena kami tak kunjung datang sedangkan misa mulai pukul 19.00 wita dan perjalanan Tanjung - Hayup membutuhkan waktu paling sedikit 45 menit. Berita buruknya adalah 4 orang yang berangkat ini tidak mengenal Hayup, modal nekat kami tetap jalan berharap kawan di sana menunggu dan bersedia men