Menjelajahi Kepulauan Derawan, wisata bahari yang menawan

Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur

Setelah berbulan-bulan, akhirnya rencananya liburan ke Derawan terwujud juga, yang awalnya 5 personil jadi 3 personil aja yang berangkat. Berhubung kita tinggal dipenghujung Kalimantan Selatan dan perbatasan Kalsel-Kaltim tepatnya di Tanjung Tabalong. Kami pun menggunakan via darat ke Balikpapan dan via udara ke Berau dari Balikapapan, selain menghemat biaya, perjalanan lewat Banjarmasin sama-sama melelahkannya dengan perjalanan lewat Balikpapan. Rencananya berangkat menggunakan bus antar provinsi tapi karena ada miss-komunikasi jadinya menggunakan travel (mobil kecil) tapi sepupuku dari Upau tetap menggunakan bus. Keberangkatan ke Balikpapan kita pisah, dipikir-pikir bagus juga buat pembanding, hehe. Aku dan kakakku dijemput pukul 19.00 wita dan tiba dibandara pukul 03.29 dini hari, sedangkan sepupuku tiba pukul 04.21 dini hari dengan menggunakan bus pukul 19.30 wita.

Cuaca kurang bersahabat hari itu, rupanya hujan turun, sepupuku bilang biasanya kalau mendung begini penerbangan ke Berau akan delay yaa benar saja pesawat kami delay kurang lebih 2 jam, harusnya berangkat pukul 08.45 wita jadi pukul 11.00 wita. Yak aku pun tidak peduli, tidur selonjoran di ruang tunggu ya mau gimana seharian di jalan jadi kurang tidur. Setibanya di Berau, perjalanan belum usai kami harus menempuh perjalanan darat selama kurang lebih 3 jam untuk mencapai pelabuhan Tanjung Batu, selama di perjalanan kami tidak bisa tidur nyenyak karena jalannya yang didominasi dengan tikungan tajam. Setibanya di Pelabuhan Tanjung Batu, eh perjalanan masih harus lanjut, kami harus menempuh perjalanan 30 menit lagi dengan speed boat untuk mencapai Pulau Derawan. Akhirnya sore hari kami tiba juga di Pulau Derawan, aku langsung terkagum-kagum dengan air lautnya jernih sehingga ikan yang wara wiri terlihat dengan jelas, waah berasa lagi nonton Finding Nemo secara live nih. Hehe

Keesokan harinya kami berkeliling pulau, ya kami tidak mau buang-buang waktu disini, kalau ada yang lelah dan mulai tidur-tiduran pasti salah satu dari kami nyeletuk “kalau mau tidur pulang sana ke rumah, jangan disini”, ucapan itu bagai sihir bisa bikin melek dan sekejap melupakan lelah, padahal aslinya keingat sama budget yang sudah dikeluarkan. Haha. Kami pergi pagi-pagi, sengaja biar puas aja mainnya, pulau pertama yang dituju adalah Pulau Maratua, karena letaknya yang paling jauh. Dalam perjalanan ke Pulau Maratua, kami beruntung sekali dapat bertemu dengan lumba-lumba, sontak langsung pada heboh teriak-teriak panggil lumba-lumba, macam manggil pet aja, haha. Ini pengalaman baru bagiku, bisa sedekat ini dengan lumba-lumba di laut lepas. Motoris pun cepat-cepat mengambil peluit dan meniupnya, lumba-lumbanya pun semakin banyak mendekat dan terus mengikuti speed boat kami, waah ternyata benar ya lumba-lumba itu sangat ramah dengan manusia. Setibanya di Pulau Maratua, kami terhipnotis dengan resort modern yang berdiri di atas laut dengan gradasi air lautnya menambah cantik pulau ini, wajar saja pulau ini sering dibilang Maldives-nya Indonesia. Ikan warna-warni yang wara wiri di sekitaran resort berhasil merayu kami untuk nyebur, alhasil kita basah-basahan dalam perjalanan ke Goa Halo Tabung, untungnya goa tersebut dekat dari Pulau Maratua, hanya 15 menit sudah tiba disana. Goa Halo Tabung adalah tempat wisata baru di Kepulauan Derawan baru diresmikan pada tahun 2016 lalu. Dahulu namanya Goa Haji Mangku, sehingga tidak heran jika warga masih menyebutnya dengan Goa Haji. Setiba disana, kurang seru kalau tidak mencoba meloncat dalam  goa, tenang gak akan benjol kok karena goa ini mirip seperti danau yang berada di tengah hutan. Walaupun sedikit ragu, kita loncat juga dari ketinggian kurang lebih 5 meter tapi dengan sedikit memaksa motoris untuk loncat terlebih dahulu, dalamnya kolam sekitar 30 meteran kelihatan dari warna airnya yang biru gelap seakan tidak ada dasarnya (aku sempat berimajinasi tiba-tiba muncul monster dari air kayak di tipi-tipi, haha), wow bagi yang tidak bisa berenang pastikan pelampungnya kuat ya (iya, aku ngingatin diri sendiri). Kalau ketagihan mau memacu adrenalin, kita gak perlu repot-repot manjat tebing goa untuk naik ke atas, ketika sudah berada di bawah pasti akan ketemu jalan naiknya kok.

Resort di Pulau Maratua dengan gradasi airnya

Goa Halo Tabung dengan airnya yang dingin dan asin

Setelah puas loncat-loncatan di Goa Halo Tabung, kami menuju Pulau Kakaban, pulau yang terdiri dari karang atol dan membentuk danau di tengah laut, habitat ubur-ubur tanpa sengat. Pada tau kan kalau ubur-ubur tanpa sengat cuma ada 2 di dunia? Satu di Kepulauan Palau, Micronesia di Samudera Pasifik dan satu lagi ya di Danau Kakaban ini namun baru-baru ini, ditemukan juga ubur-ubur tanpa sengat di Kepulaun Togean, Sulawesi Tengah dan Misool, Papua Barat, tetapi banyak yang mengatakan bahwa Pulau Kakaban lah yang paling banyak jenis ubur-uburnya makanya danau ini istimewa, eh salah tepatnya sangat istimewa. Setiba di danau, kami disambut oleh danau biru yang di kelilingi pepohonan, turun tangga saja ubur-ubur sudah nampak, wah menyenangkan sekali berenang bareng ubur-ubur, kami ketemu ubur-ubur bulan (Aurelia aurita) yang berwarna transparan, ubur-ubur totol (Mastigias papua) dan di dasar danau yang dangkal juga bisa melihat ubur-ubur terbalik (Cassiopea ornata) sedang nempel di padang alga serta ikan-ikan kecil yang suka mengikutin seakan mau kenalan, hanya saja kami tidak ketemu dengan ubur-ubur kotak (Tripedalia cystosphora), ubur-ubur ini memang sulit ditemui karena cenderung suka berdiam diri di dasar danau yang dalam. Ah berenang di Danau Kakaban berasa lagi berburu ubur-ubur di Bikini Botton, haha. Berenang bareng ubur-ubur dilarang menggunakan kaki katak ya dan sunblock, ubur-ubur ini sangat lembut jadi pegangnya hati-hati karena mereka rapuh serapuh hati yang sedang patah hati, ah paan sii, haha

Halo, pada dapat salam tuh dari ubur-ubur Danau Kakaban

Berenang bareng ubur-ubur dan ikan kecil yang SKSD

Pulau terakhir yang dikunjungi adalah Pulau Sangalaki, pulau penangkaran penyu yang dikelola oleh Kementrian Kehutanan. Selain bisa main dengan tukik (anak penyu), pantai di Sangalaki juga tidak kalah indahnya, pasir putih dengan air yang jernih sungguh sayang kalau cuma dipandang. Pilihan kami memang tepat, liburan ke Kepulauan Derawan saat work day, berasa pulau-pulau disana milik pribadi bisa berlarian kesana kemari tanpa rebutan tempat dengan orang lain. Selesai mantai di Sangalaki, kami kembali menguji keberuntungan untuk mencari Ikan Pari Manta, biasanya perairan di sekitar Sangalaki ada sekelompok ikan pari mencari makan. Namun sayangnya setelah berputar-putar kurang lebih 10 menit, tidak satu pun ikan pari kami temui, rupanya keberuntungan kami sudah luntur.

Pantai Sangalaki jangan cuma dipandang

Sepulangnya dari berkeliling ria, kami bertemu dengan seorang ibu yang lagi sibuk mendayung perahunya. Baru saja kenal, eh si ibu menawarkan ikan bakar untuk makan malam, wah rezeki jangan ditolak ya kami iyakan saja mungkin keberuntungan kami datang lagi, hehe. Makan ikan bakar sambil memandang laut dan langit berhiaskan taburan bintang menambah nikmat makan malam kami. Menghabiskan malam, kami bersepeda mengelilingi pulau dan kurasa kalori dari ikan bakar tadi sudah hilang oleh olahraga malam dadakan tersebut. Setelah melewati hari yang panjang dan ditutup dengan menyenangkan, tidur pun jadi sangat nyenyak. 

Sepanjang perjalanan berkeliling pulau aku menemui beberapa sampah mengapung di laut, rupanya ada saja tangan-tangan nakal yang main di Kepulauan Derawan, walaupun sampah yang kutemui tidak banyak namun cukup dibuat kesal dengan tangan nakal yang seenaknya buang sampah sembarangan. Itu bukan salah satu sampah pembaca tulisan ini kan?? Jangan sampai keindahan Kepulauan Derawan rusak karena sampah ya, mari jadi tukang jalan yang bijak, tidak membuang sampah sembarangan. Terlepas dari itu, Kepulauan Derawan memang benar-benar menawan, bukan sekedar cerita omong kosong belaka tapi benar-benar nyata keindahannya. Indonesia memang indah disetiap sudutnya, kawan. Kita wajib berbangga menjadi warga negara Indonesia dengan sejuta keberagamannya.

Danau Kakaban yang memikat hati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serunya masuk dalam novel Laskar Pelangi di Belitung Timur

Budget Liburan ke Bangkok, Thailand

Parasit pada Ikan yang Mirip tapi Tidak Kembar (Zoothamnium, Epistylis dan Vorticella)