Serunya masuk dalam novel Laskar Pelangi di Belitung Timur


Seperti biasanya kalau urusan melancong di Indonesia bagian barat yang waktunya lebih lambat satu jam, aku pasti bisa bangun pagi, kalau sudah balik ke waktu Indonesia tengah ya jangan tanyakan, haha. Kami sudah keluar penginapan pukul 06.30 wib, perjalanan menuju Belitung Timur sekitar 1 jam 30 menit, jalannya mulus dan lurus, tidak banyak tikungan maupun tanjakan, jalannya gak susah dicari kok.

Tempat pertama yang kami tuju adalah Museum Kata Andrea Hirata, takut keburu tutup karena hari ini Jumat jadi tempat ini didahulukan tapi rupanya kami kepagian datang, museum masih tutup nanti buka pukul 09.00 wita. Kami langsung putar haluan, tadi melihat tanda jalan menuju SD Laskar Pelangi. Setelah mengikuti petunjuk google map, kami melihat lokasi yang mirip dengan foto-foto kece anak instagram, wah itu rumah keong seru salah satu temanku. Kami pun melipir kesana, eh kebetulan abang dan ayu-nya baru datang juga jadi kami bantuin buka gerbang. Katanya tempat wisata ini memang buka pukul 08.00 wita tapi tadi pagi bangun kesiangan jadi baru sampai dan belum beres-beres, kata ayu-nya, pengunjung lebih suka sore ke rumah keong sembari menunggu sunset, mereka akan berfoto di dermaga dan lampu akan menyala ketika menjelang sore sehingga mempercantik foto, pantas saja masih sangat sepi, kami lah pengunjung pertama disana.

Rumah keong dari rotan yang ciamik

Rumah keong adalah rumah yang terbuat dari rotan menyerupai cangkang keong. Sebelum kesini, aku pikir rumah keong dan Dermaga Kirana itu berbeda ternyata sama tempatnya ih, rumah keong dibangun di atas danau bekas galian tambang timah dan ada dermaga yang menjorok ke tengah danau berlatarkan pegunungan. Ada beberapa perahu yang tertambat di ujung dermaga, bisa dijadikan property untuk berfoto, hehe. Eh serunya ada tempat ngopi juga di sebelah kanan danau, tapi ya karena kami bukan penikmat kopi jadi gak mampir deng, hehe

Dermaga Kirana yang semakin indah kala senja

Kemudian kami berpindah ke tempat lain, tepat di seberang rumah keong adalah Replika SD Laskar Pelangi, iyaa tempat syuting Laskar Pelangi yang terkenal itu. Kok hanya replika? Lha iya, sekolah yang asli sudah ambruk dimakan waktu dan digantikan dengan bangunan beton jadi dibuatlah replikanya untuk keperluan syuting tapi nampak sangat mirip kok seperti yang digambarkan dalam novel. Lokasi yang aku kunjungi ini juga bukan lokasi SD Muhammadiyah yang dulu kala ataupun tempat syuting film Laskar Pelangi, bangunan SD sengaja dipindahkan ke lokasi baru karena banyak pengunjung yang datang, kalau gak salah di filmnya, SD Ikal ini di pinggir jalan tapi di lokasi baru ini di atas bukit. Bangunan SD terbuat dari kayu beratapkan seng di atas tanah berpasir putih, lokasi asli SD Muhammadiyah berada di pinggir pantai makanya dibuatlah replika pasir pantai dari pasir sisa penambangan timah, nah makanya jangan heran kalau pasirnya beda tekstur. Pada salah satu tiang bangunan terdapat papan bertuliskan SD Muhammadiyah Gantong, sesuai dengan cerita di novelnya, bangunan SD ini miring dan mampir roboh sehingga disanggah oleh kayu, iya kayunya juga ada.

Replika SD Muhammadiyah Gantong

Waktu tiba di bangunan dengan dua kelas tersebut, aku merasa sedang masuk dalam novelnya Andrea Hirata, asik mengingat setiap tingkah anak-anak Laskar Pelangi. Mungkin bagi yang belum pernah membaca novelnya (Btw aku juga gak punya loh novelnya ini, dulu zaman kuliah cuma baca di gramedia doang gak beli, monmaap yaa gak modal, hiks) atau menonton filmnya akan merasa sia-sia menghabiskan waktu mengunjungi bangunan sekolah reyot nan lusuh yang hampir roboh ini, padahal bukan bangunannya yang istimewa tapi cerita di balik bangunan ini yang membawa pesan inspiratif, bangunan reyot inilah tempat sepuluh anak Gantong terus belajar untuk mewujudkan mimpi mereka, cerita Laskar Pelangi bukan sekedar fiksi, novel tersebut berangkat dari kisah masa kecil sang penulis jadi sangat layak diceritakan ulang ke generasi milenial agar tidak mudah putus semangat dan berani mengejar bermimpi! Duh aku kok jadi semangat 45 gini menulis ya, hehe

Bangunan SD di atas replika pasir pantai

Salah satu ruangan kelas SD

Puluhan jepretan terlahir dari tempat ini, belum lagi nyanyi lagu Bunga Seroja sambil lelarian di hamparan padang rumput kecoklatan depan SD, seru! Kalau tidak mengingat waktu kami hari ini terbatas mungkin kami masih cekikikan gak jelas sambil mengingat setiap adegan kocak Ikal dan teman-temannya. 
Ketika sudah banyak pelancong berdatangan, waktunya berpindah tempat, yuk mari pindah ke tempat lain! Selanjutnya mendatangi museum sastra pertama di Indonesia, Museum Kata Andrea Hirata

Tadinya kisah jalan-jalan di Belitung Timur mau satu artikel aja eh ternyata cerita SD Laskar Pelangi panjang banget, mau dipotong sayang ih udah capek ngetik jadinya cerita lanjutan di Belitung Timur dibagi beberapa artikel aja deh, hehe

Baca juga: Intip budget jalan di Kepulauan Bangka Belitung

Tempat istirahat dan nyemil sebelum memasuki lokasi replikas sekolah Laskar Pelangi

Apakah penampakanku menggangu? ah tentu tidak kan?


Komentar

Anonim mengatakan…
Emperor Casino Online Casino | $150 Bonus + 100 Free Spins
Play at sporting100.com the https://shootercasino.com/emperor-casino/ best casino online with the best bonuses, promotions, gaming experience and the 바카라사이트 best bonuses. Get nov카지노 사이트 the top games today!

Postingan populer dari blog ini

Budget Liburan ke Bangkok, Thailand

Parasit pada Ikan yang Mirip tapi Tidak Kembar (Zoothamnium, Epistylis dan Vorticella)