Senja di Kalanis
Sekian lama malas menulis, akhirnya tergelitik lagi membuat tulisan iseng, agak grogi sih ngetik di papan ketik alias keyboard karena sudah jarang gak pernah lagi merangkai paragraf, haha. Sebenarnya tergugah menulis lagi karena terispirasi dari Ading yang suka ngubek-ngubek gugel dalam hampir segala hal, mungkin karena dia sering bergaul dengan gugel jadi punya kalimat deskripsi yang selalu hiberbola greget jadi mengingatkanku kalau aku punya blog yang sudah gak diurus lagi dan sekarang sedang mood menulis jadi memanfaatkan situasi maka baiklah mari kita mulai.
Semimggu yang lalu diajak buka puasa bersama di Desa Kalanis, ntah kenapa aku selalu excited setiap kali diajak jalan ke Kalanis, padahal gak ada yang istimewa disana, sama aja kayak desa-desa pinggir sungai lainnya. Tapi ekspresi memang gak bisa bohong, tiap diajak jalan ke Kalanis pasti senang. Desa Kalanis adalah salah satu desa di pinggir sungai barito, desa ini masuk dalam Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Walaupun menempuh waktu 2 jam dari Dahai ke Kelanis plus naik speedboat sekitar 20 menit dari Kelanis ke Desa Kalanis, tetap aja gak berasa capek kalau kesana. Mungkin karena aku suka air, jadi kalau naik speedboat bisa kegirangan kayak anak kecil yang naik odong-odong sambil makan es krim, pokoknya suka dan senang.
![]() |
Desa Kalanis, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah |
Suasana, iya suasananya yang bikin pengen kembali berkunjung kesana, ditambah warganya yang ramah tiap kami datang, kami dijamu bak tamu kehormatan kerajaan. Belum lagi hidangannya yang bikin lidah betah, makanannya biasa aja kayak menu makanan banjar biasanya tapi kalau makan di Kalanis jadi beda rasanya dan itu gak bisa ditemui di resto maupun rumah makan banjar manapun. Semua makanan yang disajikan serba nikmat, kayak dikasih penyedap rahasia yang gak dijual di pasaran, kata salah satu warga masaknya pakai "cinta" makanya enak, haha
Siapa yang tahan menganggurkan udang galah, saluang goreng, patin sungai dan gangan manis besantan ini? Kalau sudah begini, lidah susah berhenti mengunyah, perut sih sudah full tapi makanannya manjain lidah jadi nagih terus. Daging patin sungai yang manis, saluang yang renyah dan gurih lalu udang yang segar plus sayur santan yang manis ala banjar (iyaa, bener kok kucobain semuanya, iya semua yang dihadapanku). Bagi manusia tukang makan kayak aku, ini surga loh, wkwkwk. Mayoritas warga di pinggir sungai Barito memang berbudidaya udang galah dan ikan bahkan sebagian besar ikan yang dijual di pasar Tabalong didatangkan dari Kalanis dan sekitarnya :)
![]() |
Komentar