Ranting Kecil

Dia adalah ranting kecil yang menjadi tempat bertumpu daun-daun, memperkokoh sang pohon dan terselubung dalam rimbun dedaunan. Tak terlihat dan selalu tersembunyi, namun dia ada walaupun tidak diperhatikan oleh orang-orang yang lewat. Sebenarnya dia cukup indah untuk memberikan warna bagi pohon, tetap indah walaupun tanpa daun-daun itu. Seketika badai datang, menerbangkan daun sedikit demi sedikit. Sehingga sang ranting mulai terlihat dan terbersit senyum. Semakin lama akhirnya ranting pun terlihat sangat jelas, saat itu pula ia mulai diperhatikan dan menjadi seakan berharga dari biasanya. Kehadiran badai membuatnya lebih berarti untuk dilihat, ini membuatnya sangat senang. Tetapi ini tidak membuatnya baik, ia merasa tidak terlalu berguna bagi pohon, ia bisa saja membuat pohon ini ditebang karena tidak berdaun lagi: tak sesejuk dulu dan tak serindang dulu. Hari bertambah hari, ia pun merasa menyesal membiarkan daun-daun pergi karena badai, menyesal kenal dengan badai yang telah membuatnya terasa bahagia. Yang ada dibenaknya hanya, bagaimana memulihkan keadaan? bagaimana agar pohon tidak kecewa padanya? dan akhirnya ia pun memutuskan untuk pergi dari sang pohon. Menjatuhkan diri dari pohon adalah yang terbaik menurutnya, dia tidak ingin merusak indahnya sang pohon tempatnya bertumpu. Sekarang ranting kecil itu telah menjadi ranting yang rapuh, tidak sebaik dulu: sangat rapuh. Ia dapat remuk kapan saja, tanpa dapat ditebak kapan waktu itu datang. Ia memilih menghadapi semuanya, berusaha menerima remuk kapan saja dan sadar tidak akan yang ada yang mau memungut ranting kecil nan rapuh sepertinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budget Liburan ke Bangkok, Thailand

Serunya masuk dalam novel Laskar Pelangi di Belitung Timur

Parasit pada Ikan yang Mirip tapi Tidak Kembar (Zoothamnium, Epistylis dan Vorticella)